Thursday, April 11, 2013

Perangkap Kutu Busuk


"Those who are inspired by a model other than nature, a mistress above all masters, are laboring in vain. (Leonardo DaVinci)"

DaVinci mungkin tak sepenuhnya benar, namun pernyataannya tersebut akan memaksa siapa pun yang membacanya untuk memperbaiki sedikit definisi plagiarisme yang terlanjur dipahami. Bagaimana pun, kita semua hanyalah penjiplak. Sebagaimana Qabil yang men-jiplak perbuatan seekor burung menggali kubur, kita menggali keindahan dan kekuatan alam. Dengan sejumlah modifikasi, maka muncul kemudian teknologi (yang kita sebut) mutakhir. Bahkan untuk sekadar perangkap kutu busuk sekalipun, kita harus menjiplak pada daun tanaman kacang merah.


Sekelompok peneliti dari University of California yang bekerja sama dengan University of Kentucky membuat perangkap kutu busuk yang terinspirasi dari lembaran daun tanaman kacang merah (kidney bean/red bean). Daun tanaman ini diketahui memiliki kemampuan untuk mengatasi keberadaan kutu busuk di tempat tidur sejak abad ke-16. Pada saat itu, orang-orang di Eropa Timur meletakkan daun-daun tanaman kacang merah di bantal dan permukaan tempat tidur meski mereka belum mengetahui dengan pasti efeknya seperti apa.

Pada tahun 1927 muncul laporan dari Imperial and Royal Austro-Hungarian Army bahwa ternyata kutu busuk itu terperangkap di permukaan daun meski belum juga diketahui bagaimana caranya. Dalam dekade 40-an baru kemudian para entomolog Amerika mempelajari efek tidak dapat berjalannya kutu busuk pada daun tanaman kacang merah. Melalui gambar mikroskopis dijelaskan pada sebuah paper penelitian yang terbit di Journal of Economic Entomology bahwa duri-duri mikroskopis pada kaki kutu busuk terkait oleh rambut super-halus daun-daun tanaman kacang merah sebagaimana velcro mampu merekatkan dua sisi kain.

Yang dilakukan Szyndler et al. sederhana saja, mereka mempelajari mekanisme menempelnya kutu busuk pada daun tanaman kacang merah lebih lanjut lalu membuat tiruannya. Dengan alat yang lebih canggih seperti mikroskop elektron dan memanfaatkan videografi, mereka berhasil mendokumentasikan pengaitan kaki-kaki kutu busuk pada trikoma (rambut pengait). Meski penelitian mereka dapat dibilang sudah berhasil, tampaknya penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan merekatkan yang lebih baik karena saat ini bahan sintetis perangkap kutu busuk yang dikreasikan belum mampu menghambat dengan pergerakan kutu busuk sebaik daun yang asli.

Penelitian semacam ini otomatis akan memunculkan kembali ke riak pemikiran tentang hal-hal kecil dari alam yang kita jiplak tanpa harus digugat “plagiat” oleh Tuhan. Karena sebetulnya, praktek pengembangan teknologi yang berkelanjutan seringkali terinspirasi oleh alam. Pengembangan teknologi semacam ini sendiri sudah dispesifikasikan ke dalam Biomimetik atau Bionik, yang tidak lain adalah teknik yang terinspirasi dari makhluk-makhluk hidup.

Sumber: Entrapment of bed bugs by leaf trichomes inspires microfabrication of biomimetic surfaces (teks dapat diunduh di royalsocietypublishing.org);

No comments:

Post a Comment