"Those who are inspired by a model other than nature, a mistress above all masters, are laboring in vain. (Leonardo DaVinci)"
DaVinci mungkin tak sepenuhnya
benar, namun pernyataannya tersebut akan memaksa siapa pun yang membacanya
untuk memperbaiki sedikit definisi plagiarisme yang terlanjur dipahami. Bagaimana
pun, kita semua hanyalah penjiplak. Sebagaimana Qabil yang men-jiplak perbuatan seekor burung menggali
kubur, kita menggali keindahan dan kekuatan alam. Dengan sejumlah modifikasi, maka
muncul kemudian teknologi (yang kita sebut) mutakhir. Bahkan untuk sekadar
perangkap kutu busuk sekalipun, kita harus menjiplak pada daun tanaman kacang
merah.
Sekelompok peneliti dari
University of California yang bekerja sama dengan University of Kentucky
membuat perangkap kutu busuk yang terinspirasi dari lembaran daun tanaman
kacang merah (kidney bean/red bean).
Daun tanaman ini diketahui memiliki kemampuan untuk mengatasi keberadaan kutu
busuk di tempat tidur sejak abad ke-16. Pada saat itu, orang-orang di Eropa Timur
meletakkan daun-daun tanaman kacang merah di bantal dan permukaan tempat tidur
meski mereka belum mengetahui dengan pasti efeknya seperti apa.
Pada tahun 1927 muncul laporan dari Imperial and Royal Austro-Hungarian Army bahwa ternyata kutu busuk itu
terperangkap di permukaan daun meski belum juga diketahui bagaimana caranya. Dalam
dekade 40-an baru kemudian para entomolog Amerika mempelajari efek tidak dapat
berjalannya kutu busuk pada daun tanaman kacang merah. Melalui gambar
mikroskopis dijelaskan pada sebuah paper penelitian yang terbit di Journal of
Economic Entomology bahwa duri-duri mikroskopis pada kaki kutu busuk terkait
oleh rambut super-halus daun-daun tanaman kacang merah sebagaimana velcro mampu
merekatkan dua sisi kain.
Yang dilakukan Szyndler et al. sederhana
saja, mereka mempelajari mekanisme menempelnya kutu busuk pada daun tanaman
kacang merah lebih lanjut lalu membuat tiruannya. Dengan alat yang lebih
canggih seperti mikroskop elektron dan memanfaatkan videografi, mereka berhasil
mendokumentasikan pengaitan kaki-kaki kutu busuk pada trikoma (rambut pengait).
Meski penelitian mereka dapat dibilang sudah berhasil, tampaknya penelitian
lebih lanjut perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan merekatkan yang lebih baik karena saat ini bahan sintetis
perangkap kutu busuk yang dikreasikan belum mampu menghambat dengan pergerakan kutu busuk sebaik daun yang asli.
Penelitian semacam ini otomatis
akan memunculkan kembali ke riak pemikiran tentang hal-hal kecil dari alam yang
kita jiplak tanpa harus digugat “plagiat”
oleh Tuhan. Karena sebetulnya, praktek pengembangan teknologi yang berkelanjutan
seringkali terinspirasi oleh alam. Pengembangan teknologi semacam ini sendiri sudah
dispesifikasikan ke dalam Biomimetik atau Bionik, yang tidak lain
adalah teknik yang terinspirasi dari makhluk-makhluk hidup.
No comments:
Post a Comment