"Video-bombing bisa membuat tertawa bila tidak ada uang yang keluar dari kocek kita karena hal tersebut."
Sama seperti photo-bombing, video-bombing memiliki prospek tinggi untuk mendapatkan popularitas instan via jaringan internet karena kemampuannya memancing gelak tawa. Meski video tersebut dibuat oleh profesional atau kameramen berita tv paling ahli sekalipun, tak ada jaminan video yang direkam aman dari penampakan misterius dan spontan. Untuk sebagian orang, video-bombing digunakan untuk mencapai ketenaran walau sesaat. Tapi untuk sebagian yang lain, video-bombing bisa berarti pengeluaran tambahan untuk mengedit (menambah pekerjaan video-editor) dan bahkan mengulang pengambilan adegan. Bagi yang termasuk sebagian orang yang disebut belakangan, saat ini ada solusi terbaik untuk mengatasi video-bombing.
Adalah Miguel Granados dan
rekan-rekan risetnya di Max Planck Institute for Informatics yang mengusulkan
solusi paling efisien untuk menghilangkan objek bergerak yang tidak diinginkan
dalam sebuah video. Menurut mereka, perangkat lunak yang didesain merupakan
yang pertama di dunia yang mampu menghapus lebih dari satu objek bahkan bila
bergerak mendekati ataupun menjauhi kamera. Hasil penelitian grup riset
Graphics, Vision, and Video MPII di bawah asuhan Prof. Dr. Christian Theobalt
ini menunjukkan kemajuan yang signifikan dari metode penghapusan video
sebelumnya yang hanya berfungsi pada resolusi rendah tapi menghasilkan video
editan yang buruk bila digunakan pada video resolusi tinggi.
Metode yang digunakan rupanya
diilhami oleh metode Shift Maps Image Editing. Yakni menganalisis setiap frame
video dan menandai piksel suatu area/objek yang ingin dihilangkan. Setelah itu,
proses penyamaan latar belakang yang relatif tak bergerak (piksel dari area
yang hilang diganti dengan piksel dari frame-frame yang lain). Dari sejumlah
kandidat frame yang mengandung piksel serupa akan terpilih satu berdasarkan
konsistensi warna. Perbedaan intensitas yang terjadi kemudian diatur
menggunakan penggabungan domain gradien. Proses penyamaan yang mereka buat
mengasumsikan setiap adegan dapat diaproksimasi menggunakan piecewise planar geometry: sebuah set
homografi (konsep sains matematis dari suatu geometri) yang telah diestimasi
untuk tiap-tiap pasangan frame, dan satu sama lain dipilih untuk proses
penyamaan piksel sehingga perbedaan warna terminimisasi serta batasan
epipolarnya (geometri visual yang bersifat stereo) terjaga dengan baik.
Sayangnya, algoritma yang mereka
gunakan saat ini hanya dapat diaplikasikan pada latar belakang yang relatif
statik. Sehingga apabila terdapat latar belakang bergerak (misalnya daun-daun
yang tertiup angin), maka perangkat lunak itu akan mengalami kesulitan untuk
menghapus gambar yang tidak diinginkan. Namun begitu, bidang ini masih dapat dikembang-luaskan
dan bahkan dilakukan dengan alur terbalik, yakni memasukkan objek bergerak ke
dalam suatu film secara otomatis mengingat jumlah film yang menggabungkan frame dengan animasi tertentu belakangan
sedang meningkat (seperti karakter Gollum pada trilogi The Lord of The Ring dan
The Hobbit).
Sumber: Background Inpainting for Videos with Dynamic Objects and a Free-moving Camera (teks dapat diunduh di mpi-inf.mpg.de); Homography (teks dapat diunduh di carleton.ca); Epipolar Geometry (teks dapat diunduh di illinois.edu);
No comments:
Post a Comment